Pemerintahan

Disnaker Kabupaten Malang Luncurkan Padat Karya Infrastruktur

Diterbitkan

-

Rahmat Yuniman Kabid Penta Disnaker Kabupaten Malang lakukan pemotongan pita dan tinjau lokasi Rabat Betton (Ist)
Rahmat Yuniman Kabid Penta Disnaker Kabupaten Malang lakukan pemotongan pita dan tinjau lokasi Rabat Betton (Ist)

Memontum Malang – Guna meningkatkan pemberdayaan dan perekonomian masyarakat, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)Kabupaten Malang luncurkan program padat karya infrastruktur dengan melibatkan 88 pekerja di Desa Mulyorejo Kecamatan Ngantang, Rabu (16/10/2019) siang.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja (Penta), Rahmat Yuniman, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian warga setempat.

Jelas Rahmat, kegiatan ini merupakan implementasi kebudayaan program dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) RI. Padat Karya Infrastruktur tersebut di gelar mulai 23 September 2019 hingga 12 Oktober 2019, dengan kegiatan berupa pekerjaan rabat beton sepanjang 300 m dan resmi ditutup pada Rabu (16/10) siang.


Program ini memberdayakan masyarakat sekitar Desa Mulyorejo, Ngantang, supaya bisa bersinergi membangun daerahnya dan mensergikan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Rahmat, program Padat Karya Infrastruktur ini juga untuk membuka lapangan pekerjaan sementara bagi masyarakat sekitar. Supaya dapat mengurangi angka pengangguran sekaligus kemiskinan yang ada di Kabupaten Malang.

Advertisement

Adapun sasaran program ini, bagi masyarakat yang belum bekerja atau pengangguran. Meskipun itu bersifat sementara, bukan pekerjaan reguler, menurut dia yang penting ada kegotong-royongan dari warga untuk berpatisipasi dalam pembangunan padat karya.

Sementara itu, salah satu warga Desa Mulyorejo, Ngantang, Erno mengantakan, masyarakat sangat membutuhkan Program Padat Karya ini. Karena sebelumnya jalan tersebut merupakan jalan setapak. Pengendara kendaraan bermotor kesulitan mengakses jalan tersebut.

“Jalan itu merupakan akses utama bagi warga setempat yang mayoritas bekerja sebagai petani menuju ladangnya,” ucapnya.

Lanjut Erno, atas musyawarah dengan warga sekitar, pembangunan jalan perlu dilakukan sebagai moda utama para petani setempat juga menjadi urgensi dilakukan program padat karya. Akhirnya, mereka mengusulkan adanya gotong royong pembangunan jalan melalui program padat karya Disnaker.

“Kondisi jalan memang butuh diperbaiki. Itu dulu jalan setapak, apalagi kalau hujan susah dilewati. Sehingga butuh ditingkatkan agar mempermudah akses masyarakat beraktifitas dan bekerja,” tandasnya. (sur/oso)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas