KREATIF MASYARAKAT
Dilema Penjual Cobek dan Alat Dapur di Dau Malang di Tengah Pandemi
Memontum Malang – Hidup di tengah pandemi Covid-19, sangat dirasa dampaknya oleh semua. Tidak terkecuali, penjual Cobek dan Alat dapur di Jalan Raya Jetis, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Penurunan omzet hingga terjun bebas, sangat di rasa oleh H. Rachmadi.
Ya, begitulah sedikit keluh kesah Rachmadi, pria yang merupakan penjual Cobek & Alat dapur sejak tahun 1995 yang berlokasi di Jalan Raya Jetis. Penurunan omzet yang dirasakannya, bisa sampai di angka 75 persen.
Baca juga:
- Tingkatkan Dukungan Promosi Kesehatan, Dinkes Kabupaten Malang Gelar Workshop Advokasi Lintas Sektor
- Pembinaan dan Pengawasan Administrasi Pemdes, Plt Bupati Malang Minta BPD Ikuti Dinamika
- Peringatan Hari Pahlawan, Plt Bupati Malang Ingatkan Semangat Kepahlawanan
- Asah Kreatif dan Ketrampilan Berpikir, Plt Bupati Didik Hadiri Lomba Mewarnai dan Matematika Semalang Raya
- Lihat UPT Pembibitan dan Pengolahan Hasil Ternak, Plt Bupati Malang Beri Masukan Penting untuk Disnak
Rachmadi menjelaskan, selama pengalamannya berjualan, atau sejak 1981 dirinya sudah memulai berjualan minyak tanah dan masuk awal tahun 1995 beralih usaha menjadi penjual cobek dan berbagai macam alat dapur, tahun Covid-19 menjadi tahun buruk bagi usahanya. Dirinya menjelaskan, selama dua tahun terakhir ini atau Covid-19, cukup berat baginya karena situasi pandemi yang tak kunjung usai.
“Saya sudah sejak 81 berjualan di sini, mas. Awalnya, saya jualan minyak tanah, tapi mulai tahun 95, saya sudah beralih jadi jualan Cobek dan alat dapur seperti ini. Dan saya rasa, dua tahun terakhir ini yang paling banyak rintangannya selama saya berjualan,” ujarnya kepada memontum.com, Rabu (29/09/2021).
Dirinya juga menjelaskan, pendapatan kesehariannya sebelum pandemi biasanya mencapai Rp 300 ratus sampai Rp 500 ribu. Namun di masa pandemi seperti ini, pendapatan perhari hanya mencapai Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Bahkan, sering juga dalam seharian tidak ada pengunjung yang datang di toko miliknya.
“Kalau biasanya, sebelum pandemi saya bisa dapat hingga Rp 500 ribu. Tapi sejak pandemi ini, sering malah gak ada pembeli sama sekali” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Rachmadi berharap, setelah pandemi akan ada kelipatan rezeki yang dirinya dapatkan. Dirinya juga menyampaikan, walaupun di masa sulit seperti ini, dirinya dan keluarga tetap yakin setelah kesulitan akan ada kemudahan yang diberikan Tuhan.
“Tetap yakin mas, saya memang dari awal sudah sabar saja. Karena memang ini cobaan kita bersama. Karena saya muslim, saya tetap yakin bahwa pasti setelah kesulitan ini akan ada kemudahan,” paparnya. (mg1/sit)
- Hukum & Kriminal3 minggu
Jalan Damai Dugaan Penganiayaan Terhadap Santri Tak Ada Solusi, Keluarga Korban Bersiap Lanjutkan Perkara
- Kabupaten Malang3 minggu
Plt Bupati Malang, Dirjen Ketenaga Listrik, PT PLN dan Anggota DPR RI Penyalaan Pertama Program BPBL
- Kabupaten Malang4 minggu
Bea Cukai Malang, Pemkab Malang dan Forkopimda Musnahkan 6 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter Miras Ilegal
- Kabupaten Malang4 minggu
Pemkab dan Bea Cukai Malang Gencarkan Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal Via Kesenian Bantengan
- Kabupaten Malang4 minggu
Plt Bupati Malang bersama Kemenkes Launching Integrasi Layanan Primer untuk 39 Puskesmas
- Kabupaten Malang4 minggu
Pemkab Malang Raih Penghargaan Awards Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Kabupaten Malang4 minggu
Kick Off Integrasi Layanan Primer Dimulai, Ini Fokus dan Sasaran Menurut Kadinkes Kabupaten Malang
- Kabupaten Malang3 minggu
Dukung Ketahanan Pangan, Plt Bupati Malang Lakukan Gerakan Tanam Padi di Pakisaji