Kabar Desa

Cara Warga Sidoasri Cegah Virus Corona, Gelar Ritual, Pakai Gelang Kulit Kayu Gendong

Diterbitkan

-

Penjagaan ketat pintu masuk Desa Sidoasri. (sur)
Penjagaan ketat pintu masuk Desa Sidoasri. (sur)

Memontum Malang – Berbagai cara yang dilakukan masyarakat di seluruh Indonesia untuk memerangi virus Corona yang mewabah saat ini. Mereka berjuang dengan cara mereka masing-masing. Itu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit pernapasan yang mematikan ini.

Seperti yang dilakukan sebagian warga di Desa Sidoasri Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) Kabupaten Malang. Selain Pemerintah Desa berpenduduk 5000 jiwa ini sudah melakukan social distancing, physical standing, pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hingga lockdown, ada juga sebagian warga di desa pesisir pantai Perawan ini masih melestarikan warisan leluhur nenek moyang.

Sriminto W tunjukkan gelang kulit kayu Gendong. (sur)

Sriminto W tunjukkan gelang kulit kayu Gendong. (sur)

Selain menggelar ritual dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan sang pencipta semesta alam, ada diantaranya juga mengenakan gelang dari kulit kayu jenis gendong yang ia dapat dari kawasan hutan sekitar.

“Kulit kayu ini untuk penyembuhan berbagai macam penyakit, itupun tidak spontan. Jika kita pake gelang dari kulit kayu gendong ini selama dua bulan saja, semua penyakit yang ada ditubuh kita akan terasa hilang, ” terang Sriminto W tokoh masyarakat setempat.

Lain halnya dengan ungkapan Sriadi, seorang petugas Linmas Desa Sidoasri. Menurutnya, kulit kayu gendong ini dipercayai oleh sebagian warga sebagai penolak wabah.

“Oleh orang-orang terdahulu, kulit kayu gendong ini untuk kalung hewan yang terserang penyakit. Dengan dikalungi kulit kayu ini, penyakit pada hewan itu akan hilang dengan sendirinya. Karena itu, dalam kondisi seperti ini,kulit kayu ini dipake gelang oleh banyak warga.Itu sekedar kepercayaan.Kami berharap,virus Corona ini tidak merebak di Desa Sidoasri, ” urai Sriadi berharap.

Advertisement

Sebelumnya, Kepala Desa Sidoasri Andiek Ismanto mengungkapkan, pemakaian kulit kayu gendong itu merupakan kearifan lokal yang dihidupkan kembali. Mereka menyakini, dengan mengenakan kulit kayu tersebut dan berkat pertolongan Tuhan pencipta semesta alam, kampung mereka akan terbebas dari penyakit.

Tambah Andiek, sejak merebaknya Covid-19 ini pihaknya sudah menugaskan perangkat desa dan Linmas untuk standby di pintu masuk desa.

“Kami menetapkan piket selama 24 jam dengan sistem sip termasuk persiapan obat untuk penanggulangan virus Corona ini, ” ujar Andiek Selasa (14/4/2020) siang.

Dikatakannya, dalam kesehariannya,diDesa Sidoasri ini dilintasi warga yang kebanyakan asal luar derah.

“Tujuan penjagaan di pintu masuk desa ini, kami tidak menginginkan warga kami terditeksi virus yang sangat membahayakan ini, ” ulasnya.

Advertisement

Tidak kalah pentingnya, Kades juga melarang masuk pihak- pihak yang mengakibatkan kerumunan massa. Seperti, wisatawan,
Dep kolektor, bank titil, leasing dan koperasi. Ada sebagian pihak berkepentingan yang diperbolehkan masuk seperti, bakul sayur, sales kebutuhan rumah tangga atau warung.

“Kami mohon kesadaran kepada semua pihak berkepentingan yang mengakibatkan berkerumunan masa, selama kondisi seperti ini agar itu jangan dilakukan, ” pungkas Andiek. (sur/oso)

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas