SEKITAR KITA

Disparbud Sarankan Ubah Titik Penjemputan

Diterbitkan

-

Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara.
Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara.

Terkait Protes Sopir Angkutan Terhadap Operasional Damri

Memontum Malang – Bantuan Kementrian Perhubungan (Kemenhub) dengan mengoperasionalkan Bus Damri, untuk menjangkau tempat-tempat wisata di Jawa Timur, khususnya di wilayah Kabupaten Malang, tidak sepenuhnya berjalan maksimal.

Seperti layanan Bus Damri dari Terminal Arjosari ke Pantai Sendang Biru via Balekambang atau sebaliknya, per Jumat (30/10) kemarin, harus berhenti sementara akibat protes sopir angkutan yang merasa jalurnya diambil oleh bus.

Mensikapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara, akan melakukan koordinasi ulang dengan manajemen bus. Termasuk jika diperlukan, merubah lokasi titik penjemputan penumpang dari sebelumnya Terminal Arjosari atau wisata Pantai Sendang Biru, ke lokasi yang lebih strategis.

“Sebenarnya, ada yang perlu dipahami oleh sopir-sopir angkutan. Bahwa, keberadaan bus ini tidak mengganggu trayek mereka. Karena, selama beroperasi, bus ini hanya mengambil penumpang di titik penjemputan. Sementara saat di jalan, bus ini juga tidak diperkenankan untuk mengambil penumpang di jalan. Jadi, untuk aturan mainnya sebenarnya sudah jelas,” kata Made, Senin (2/11) tadi.

Agar keberadaan bus dan wisatawan yang hendak ke lokasi wisata terwadahi, Made pun menjelaskan, dalam waktu dekat akan berkoordinasi langsung dengan Bus Damri. Sehingga, bisa kembali beroperasi dan tidak dianggap mengganggu trayek angkutan umum.

Advertisement

“Kita akan berkoordinasi dengan Damri, bagaimana enaknya atau kita akan menyarankan pemindahan titik penjemputan,” tambahnya.

Titik penjemputan yang akan ditawarkan, ujar Made, bisa jadi tidak dilakukan di Terminal Arjosari. Namun, mengoptimalkan kawasan alun-alun Kota Malang atau wilayah Ibu Kota Kepanjen.

“Titik penjemputan yang akan ditawarkan, bisa jadi tidak harus di Arjosari. Namun, seperti alun-alun atau sekalian dari Kepanjen. Intinya, titik penjemputan tersebut tidak mengganggu trayek, jika itu yang menjadi protes sopir angkutan lain,” tambahnya.

Adanya dua Bus Damri, Made mengungkapkan, sebenarnya jumlah itu masih belum sebanding dengan animo wisatawan yang hendak ke pantai di Malang Selatan. Karenanya, diharapkan semua pihak saling mendukung, terlebih dengan adanya kunjungan wisatawan akan membawa dampak positif untuk masyarakat sekitar.

“Sebenarnya, dua bus ini belum signifikan. Tetapi ini kan baru awal. Jadi, semoga nanti kalau memang berhasil dan atensi masyarakat sangat banyak, bisa diperluas. Terlebih, cost untuk bisa berangkat dan kembali lagi, hanya sebesar Rp 50 ribu. Intinya, mengenai ini akan dikoordinasikan kembali,” katanya. (riz/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas