Pemerintahan

Manfaatkan Dana Cukai, Disnaker Kabupaten Malang Beri Pelatihan Buruh Pabrik Rokok

Diterbitkan

-

TEKUN : Para peserta pelatihan buruh pabrik rokok. (Istimewa)
TEKUN : Para peserta pelatihan buruh pabrik rokok. (Istimewa)

Memontum Malang – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang tak ada hentinya menggelar kegiatan pelatihan bagi masyarakat. Usai sukses menggelar pelatihan bagi para ibu, anak-anak putus sekolah hingga difabel, kali ini instansi di bawah komando Drs Yoyok Wardoyo MM ini menggelar pelatihan bagi para buruh pabrik.

Sedikitnya, ada 25 peserta program Pembinaan dan Pelatihan Keterampilan Kerja Bagi Tenaga Kerja dan Masyarakat Melalui Processing Produk Pertanian. Mereka adalah para ibu yang merupakan buruh salah satu pabrik rokok di Kabupaten Malang.

Kepala Seksi Pelatihan dan Produktivitas, Lilik Faridah menjelaskan, kegiatan pembinaan dan pelatihan keterampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat ini, digelar dengan memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sehingga, kata Lilik digelar kegiatan dengan sasaran para buruh rokok.

Tambah Lilik, dengan digelarnya kegiatan ini, dia berharap mampu memberikan bekal bagi para buruh pabrik rokok. Sehingga, ketika sudah tidak lagi bekerja di pabrik rokok, para ibu itu bisa tetap berkarya dengan berwirausaha.

“Kami beri pelatihan untuk mengolah produk pertanian. Dalam hal ini membuat kue. Tujuannya nanti jika sudah tidak lagi bekerja di pabrik para ibu ini tetap bisa mandiri dan berkarya,”terangnya.

Advertisement

Sebagai pemateri pelatihan adalah Tatik selaku pemilik dari Nizar Bakery. Dia memberikan motivasi kepada para peserta pelatihan.

Berdasarkan cerita Tatik, dulunya dia juga merupakan buruh pabrik rokok sama seperti peserta pelatihan lainnya.

Selama 21 tahun perempuan bergaya bahasa lugas itu berkecimpung di dunia pabrik rokok. Namun suatu ketika, dia merasa terdorong untuk menekuni usaha kue yang sudah dia geluti selama beberapa tahun.

Awalnya dia berjualan kue kering. Namun menurutnya aneka kukis ini hanya melejit ketika lebaran atau hari besar saja. Berbeda dengan roti yang lebih marketable.

Dari pemikiran inilah membuat Tatik bertekad untuk bisa memiliki ilmu membuat kue. Tidak jarang dia harus kucing-kucingan agar bisa belajar membuat roti.

Advertisement

“Saya manfaatkan izin untuk bisa kursus membuat kue. Setelah punya ilmunya saya mulai jualan kepada teman-teman kantor. Jadi sambil bekerja sambil jualan. Ketika saya bekerja di pabrik juga sudah jualan. Saat keluar dari bekerja, bisnis saya sudah jalan,” tegasnya.

Juga diakui, setelah 4 tahun berjalan, usahanya sudah cukup seattle. Dia mampu membukukan omzet puluhan juta. Bahkan ada salah satu produknya yang akan dipasarkan di Malaysia.

Dalam kesempatan itu, Tatik juga berbagi tips sukses menjadi wirausaha. Menurut dia, untuk menjadi seorang pebisnis tidak perlu memulai dari hal besar. Namun dari hal kecil, sederhana serta disukai oleh pelaku usaha. Selanjutnya, harus tetap konsisten, jaga mutu, disiplin serta tidak pernah menolak kustomer.

Pelatihan processing produk pertanian ini digelar di Desa Kendalpayak. Dibuka Senin (28/10/2019) dan akan berakhir Jumat (1/11/2019) mendatang. Seperti pelatihan lainnya dari Disnaker, kegiatan kali ini juga menghadirkan Bank Jatim sebagai pemateri untuk keuangan dan akses kredit bagi pelaku usaha. (sur/oso)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas