Kabupaten Malang

Gelar Focus Group Discussion, Dinkes Kabupaten Malang Sampaikan Semua Stakeholder Miliki Peran Pencegahan

Diterbitkan

-

Gelar Focus Group Discussion, Dinkes Kabupaten Malang Sampaikan Semua Stakeholder Miliki Peran Pencegahan

Memontum Malang – Stunting masih menjadi salah satu konsentrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang. Sebagai bukti, validasi data stunting terus dilakukan secara bertahap, meski angka penurunan hingga 8 persen, sudah berhasil dilakukan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kabupaten Malang, Gunawan Djoko Untoro, menjelaskan bahwa validasi data sangat penting sebelum dilakukan intervensi penanganan oleh Dinas Kesehatan. “Dari validasi pendataan, kita akan tahu wilayah-wilayah mana saja yang butuh perhatian khusus untuk di intervensi penanganan stunting,” ujar Gunawan seusai menghadiri gelaran Focus Group Discussion (FGD) di salah satu hotel di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Senin (04/07/2022) tadi.

Dalam kesempatan itu, Gunawan juga menyampaikan bahwa keterlibatan semua stakeholder, memiliki peranan sangat penting untuk mencegah atau menangani stunting. Terutama salah satunya, seperti pemerintahan desa yang lebih paham mengetahui kondisi kesehatan warga.

Baca juga :

Karena bagaimanapun, tambahnya, pemerintah daerah atau dinas, tidak bisa melakukan intervensi ataupun penanganan tanpa adanya bantuan data dari desa. “Makanya untuk mencegah dan menangani stunting tersebut, itu perlu keterbukaan. Tidak perlu ada data yang harus ditutup-tutupi. Sehingga, sejauh apa penanganan stunting yang akan kita lakukan, bisa segera dikerjakan,” terangnya.

Gunawan juga mengurai, perlu ada tiga aspek yang harus ditekankan. Ketiga aspek tersebut, diantaranya pola hidup sehat masyarakat dengan menyediakan jamban sehat dan layak bagi warga, asupan makanan bergizi yang dikonsumsi dan pola asuh anak yang benar.

Advertisement

“Pola asuh anak yang baik dan benar tersebut perlu ditekankan, karena tidak semua anak yang dilahirkan terdeteksi stunting,” terangnya.

Namun, tambahnya, jika pola asuh tersebut dinilai salah, maka dampak yang diakibatkan bisa ke arah mengalami gizi buruk. Dari situlah, nantinya bisa menimbulkan penyakit. “Seperti diare, cacingan hingga gizi buruk yang berpotensi menjadikan anak tergejala stunting,” ujar Gunawan.

Karena hal itulah, Gunawan juga menghimbau kepada pasangan pra nikah, maupun pasangan usia produktif, untuk senantiasa memperhatikan berbagai aspek yang ditekankan. Sehingga, potensi terjadinya stunting terhadap anak bisa diminimalisir. (sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas