Kabar Desa

Komunitas Jamus Kalimosodo Wajak, Pertahankan Warisan Budaya melalui Musik Tradisional

Diterbitkan

-

BUDAYA: Komunitas Musik Jamus Kalimosodo saat memainkan alat musiknya di Pendopo Kabupaten Malang. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Komunitas musik Jamus Kalimosodo, asal Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, terus berupaya mempertahankan dan mengembangkan warisan budaya Indonesia melalui aliran musik tradisional Jawa. Dibentuk sejak tahun 2012, komunitas itu telah menjadi rumah bagi 52 anggota dari berbagai kalangan usia, bahkan termasuk anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama.

Ketua Komunitas Jamus Kalimosodo, Supriyanto, menyampaikan bahwa ide terbentuknya komunitas tersebut berawal dari keisengan kumpul bersama dengan duduk santai tiap sore dan malam. Kemudian, berkembang menjadi kegiatan ronda malam yang dilakukan sambil bermain musik.

“Kami selalu njagong (duduk,red) nyantai tiap sore, kemudian ada ide dari kawan-kawan untuk membuat ronda malam. Nah, dari situ lama-lama kita tambah alat musiknya dan kita padukan dengan alat musik yang lain,” ujar Supriyanto, Sabtu (02/03/2024) tadi.

Hanya dengan mengenakan alat musik kentongan bambu yang dipadukan dengan drum band, komunitas tersebut telah aktif tampil diberbagai acara hingga luar kota. Bahkan, juga sampai meraih kejuaraan di beberapa lomba yang diikuti.

Baca juga :

Advertisement

“Dari tahun 2012 kami sudah pernah diundang di 800 lebih kegiatan, sampai ke luar kota juga seperti Surabaya, Tulungagung, Blitar hingga Kediri. Kami juga sudah pernah juara di Festival Patrol tingkat Kecamatan Wajak, itu juara satu dari 23 grup. Kemudian pernah juara 2 lomba musik patrol Ramadan di Krida Budaya, tingkat Kabupaten Malang. Kemudian pernah ikut kegiatan lomba juga di Makodam V Brawijaya, saat itu masih masa kepemimpinan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo,” ucapnya.

Meskipun latihan musik dilakukan saat menjelang event-event tertentu, Komunitas Jamus Kalimosodo selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Bahkan, juga tidak pernah menggunakan guru dari luar, semua aransemen musik murni hasil dari kolaborasi anggota komunitas itu sendiri.

“Kita latihannya jarang-jarang, tapi kalau ada event-event tertentu kita biasanya 2 sampai 3 kali. Kita selalu kerja sama dan semuanya murni dari anggota, kita berlatih bersama,” paparnya.

Diakhir, Supriyanto menyampaikan bahwa motivasi utama dari komunitasnya adalah untuk memberikan wadah kepada generasi muda untuk mengembangkan dan melestarikan musik tradisional daerah. Meskipun belum mendapatkan dukungan moril dari Pemerintah Kabupaten Malang, Paguyuban Jamus Kalimosodo tetap semangat dan berharap dapat terus berkarya dan memberikan kontribusi bagi pelestarian budaya Indonesia. (rsy/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas