Kabupaten Malang

Bupati Malang Kunjungi Rumah Nur Saguwanto, Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan untuk Pastikan Perawatan hingga Pulih

Diterbitkan

-

Bupati Malang Kunjungi Rumah Nur Saguwanto, Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan untuk Pastikan Perawatan hingga Pulih

Memontum Malang – Bupati Malang, HM Sanusi, mengunjungi rumah Nur Saguwanto (19), korban selamat tragedi Kanjuruhan. Kunjungan itu dilakukan Bupati Sanusi, seusai mengikuti kegiatan kirim doa dan dzikir bersama hari ke 7 tragedi Kanjuruhan di halaman luar Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jumat (07/10/2022) tadi.

Bupati Malang bersama Wakil Bupati Malang dan beberapa jajaran OPD mendatangi rumah korban di Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen. Kedatangan Bupati, untuk memastikan kondisi kesehatan korban, setelah menjalani perawatan medis saat sudah balik ke rumah. Meski menjalani penyembuhan di rumah, Sagiwanto tetap diperkenankan mendapat perawatan dari Pemkab Malang, hingga kondisinya benar-benar pulih.

”Korban nanti akan mendapat layanan Tim Home Care dan Tim Trauma Healing, yang akan dipimpin Sekretaris Daerah Kabupaten Malang dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), yang akan membawahi semua OPD yang terlibat dalam upaya penanganan dampak psikis korban musibah Kanjuruhan,” ujar Bupati Sanusi.

Baca juga :

HM Sanusi kembali menegaskan, bahwa pihaknya membebaskan biaya perawatan seluruh korban tragedi Kanjuruhan. “Semua upaya dilakukan bagi korban tragedi Kanjuruhan. Baik untuk pembebasan biaya perawatan rumah sakit, hingga pendampingan trauma healing di masyarakat. Agar, semua korban bisa mendapatkan perawatan yang tepat hingga kondisinya pulih,” jelas Bupati Malang.

Perlu diketahui bahwa Nur Saguwanto, 19 tahun warga Jalan Karsidi RT02/RW03, Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, hingga kini masih tergolek di rumah. Tidak hanya itu, di bagian wajah nampak jelas bekas luka melepuh. Bahkan, bagian kedua mata juga masih terlihat lebam dan pergelangan kaki kiri harus dibantu alat karena mengalami patah.

Advertisement

Meski berhasil selamat dalam musibah itu, namun untuk biaya pengobatan korban atau setelah dipulangkan dari rumah sakit, keluarga korban sangat kesulitan. Itu karena, pengobatan yang dilakukan tidak masuk dalam rumah sakit atau mandiri dari keluarga, yang hidupnya pas-pasan. (gie)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas