Kabupaten Malang

Ikuti Silaturahmi Saha Nguri-Uri Budaya Jawa Kidungan, Bupati Malang Sampai Perbedaan Adalah Pluralisme

Diterbitkan

-

Memontum Malang – Bupati Malang, HM Sanusi, menghadiri Silaturahmi Saha Nguri-Uri Budaya Jawa Kidungan Malang Makmur dan Macapat Malang Makmur di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Rabu (21/06/2023) pagi. Dalam kesematan itu, turut hadir sejumlah Kepala OPD, Camat dan Korwil Dinas Pendidikan Wagir, Kepala SMP Negeri dan satu atap serta pengurus MKKS SMP Swasta dan Pengawas SMP se Kabupaten Malang.

“Mudah-mudahan, niat kita untuk melibatkan generasi muda dalam menguri-uri budaya ini, dapat menjadi sarana pelestarian tradisi dan warisan di masa lampau,” kata Bupati Sanusi dalam sambutannya.

Disampaikan Bupati Malang, kidungan dan macapat adalah dua bentuk seni sastra yang memiliki tempat istimewa di dalam sejarah dan budaya literasi serta sastra bagi masyarakat Jawa. Melalui kidungan, kita disuguhi puisi-puisi indah yang diungkapkan dengan nyanyian khas. Begitupun macapat, yang menyimpan banyak pesan moral melalui bait atau gatra yang harmonis dan terstruktur.

Baca juga:

“Pemerintah Kabupaten Malang sangat mengapresiasi dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada seluruh pihak, utamanya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Daerah Kabupaten Malang, yang telah berupaya keras guna melestarikan warisan budaya dan sastra Jawa kepada generasi muda,” tambah Bupati Malang.

Advertisement

Selain itu, Bupati Sanusi menambahkan bahwa kidungan dan macapat, bukan sekedar hiburan dan kegiatan seni semata. Melainkan juga mengandung makna yang lebih dalam, yakni nilai budaya, moral dan spiritual. “Upaya untuk melestarikan budaya kidungan dan macapat kepada para siswa, sekaligus menjadi strategi kita bersama guna menjaga agar warisan tersebut tidak terlupakan di tengah gempuran arus modernisasi dan globalisasi,” paparnya.

Terakhir, Bupati Sanusi menekankan bahwa berbagai perbedaan yang banyak ditemui pada aspek sosial dan kemanusiaan, bukanlah alasan yang dapat menjadi pemecah. Melainkan, justru menjadi ciri pluralisme dari Bangsa Indonesia yang menjadikan kita mampu untuk hidup berdampingan secara harmonis satu sama lain. (pro/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas