Pemerintahan
Masyarakat Kabupaten Malang Diperbolehkan Sholat Ied Ditengah PSBB
Memontum Malang – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Malang ternyata tidak mempengaruhi ibadah Sholat Idul Fitri pada penghujung Bulan Romadhon mendatang. Hal itu ditegaskan oleh Bupati Malang, HM. Sanusi saat ditemui di sela kegiatannya pada Selasa (19/5/2020).
Sanusi mengatakan, meskipun tidak dilarang, dalam kondisi PSBB seperti saat ini, pelaksanaan Sholat Idul Fitri harus tetap mematuhi aturan PSBB yang juga sudah tertuang ke dalam Perbup Malang Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB Dalam Penanganan Covid-19.
“Pelaksanaan Sholat Idul Fitri harus tetap mematuhi aturan PSBB yang sudah tertuan dalam Perbup Malang tentang Pedoman PSBB,” tegas Sanusi kepada wartawan.
Menurut dia, aturan yang sudah tertuang dalam Perbup tersebut ada di pasal 11, pada ayat (1) pemberlakuan PSBB, bentuk pembatasan kegiatan keagamaan adalah kegiatan keagamaan yang dilakukan di rumah dan dihadiri keluarga terbatas, dengan menjaga jarak setiap orang.
Ayat (2) pengecualian pembatasan kegiatan keagamaan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, dan fatwa atau pandangan lembaga keagamaan resmi yang diakui oleh pemerintah.
Dan ayat (3) selama pembatasan kegiatan keagamaan, kegiatan penanda waktu ibadah seperti adzan, lonceng, dan/atau penanda waktu lainnya dilaksanakan seperti biasa.
“Jadi berbagai aturan soal ibadah di tengah mewabahnya Covid-19 sudah kita tuangkan dalam Perbup. Sehingga umat muslim yang akan melaksanakan salat Idul Fitri tidak dilarang. Namun, harus ada batas atau jarak shaf jamaah sesuai dengan protokol kesehatan,” tutur Sanusi.
Dirinya juga menghimbau kepada seluruh takmir masjid di wilayah Kabupaten Malang, jika melaksanakan salat Idul Fitri harus melakukan seleksi terhadap jamaah. Artinya, jamaah harus warga setempat dan tidak boleh ada jamaah dari luar dusun atau desa. Dan jika ada orang luar daerah, sebaiknya disendirikan dan tidak dimasukkan dalam shaf, harus dibedakan agar menghindari potensi penyebaran Covid-19.
“Dengan adanya seleksi jamaah tersebut, agar terhidar dari tertularnya Covid-19. Sehingga dalam PSBB yang sudah berjalan ini, dirinya tidak melarang orang yang akan menjalankan ibadah, dan siapa yang berani melarang orang untuk beribadah,” tegas Sanusi.
Dia menambahkan, dirinya juga berharap, agar penularan Covid-19 ini tidak meluas. Sehingga diperlukan kesadaran masyarakat Kabupaten Malang dalam mematuhi protokol kesehatan. Dan jika masyarakat tidak disiplin dalam menajalani aturan, tentunya akan menambah jumlah orang terinfeksi Covid-19. Agar tidak terjadi bertambahnya pasien positif virus corona, maka diperlukan kesadaran masyarakat. Karena kunci untuk menekan penularan virus yang bisa menyebabkan kematian ini, hanya pada masyarakat itu sendiri.
“Kami mohon kepada masyarakat Kabupaten Malang untuk bersama-sama dan bergotong royong melawan Covid-19. Dan untuk melawannya, maka masyarakat harus mematuhi aturan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia,” pungkasnya. (iki/yan)
- Hukum & Kriminal4 minggu
Jalan Damai Dugaan Penganiayaan Terhadap Santri Tak Ada Solusi, Keluarga Korban Bersiap Lanjutkan Perkara
- Kabupaten Malang4 minggu
Plt Bupati Malang, Dirjen Ketenaga Listrik, PT PLN dan Anggota DPR RI Penyalaan Pertama Program BPBL
- Kabupaten Malang4 minggu
Diskominfo Kabupaten Malang Raih Penghargaan Kategori Video Kreatif di Ajang JPRA 2024
- Kabupaten Malang4 minggu
Dukung Ketahanan Pangan, Plt Bupati Malang Lakukan Gerakan Tanam Padi di Pakisaji
- Kabupaten Malang3 minggu
Panen Garam dan Launching Paduka Ganessa, Plt Bupati Malang Apresiasi Langkah Maju Maksimalkan Potensi
- Kabupaten Malang4 minggu
Hari Sumpah Pemuda, Plt Bupati Didik Serahkan Enam Penghargaan Kategori Pemuda Pelopor
- Hukum & Kriminal3 minggu
Dugaan Penganiayaan Santri, Penasehat Hukum Korban Desak Terlapor Diproses Hukum
- Kabupaten Malang3 minggu
Peduli Kesehatan Pegawai, Dinkes Kabupaten Malang Gelar Skrining Faktor Resiko PTM untuk ASN