Pemerintahan

Pemkab Malang Budidayakan Kakao, Bangkitkan Kejayaan 16 Tahun Silam

Diterbitkan

-

Dr Ir Budiar Anwar MSi Kepala Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Holtikultura Kabupaten Malang. (sur)
Dr Ir Budiar Anwar MSi Kepala Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Holtikultura Kabupaten Malang. (sur)

Memontum Malang – Guna membangkitkan kembali kejayaan tanaman kakao atau coklat 15 tahun silam,Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) membudidayakan kembali tanaman perkebunan asal Amerika Selatan ini yang belakangan ini terkesan punah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Pertanian dan Holtikultura (DTPHP) Kabupaten Malang Dr Ir Budiar Anwar MSi mengatakan, sebelum era reformasi, tanaman kakao ini sangat dominan di Kabupaten Malang bahkan hingga tembus pasar nasional dan dunia.

Tanaman Kakao di Wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan. (sur)

Tanaman Kakao di Wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan. (sur)

Kebijakan menjadikan Tanaman kakao sebagai komoditi unggulan pertanian di wilayah Kabupaten Malang ini mulai pudar saat masuki era reformasi tahun 1998 silam. Tanaman ini banyak ditebang sekelompok masyarakat berdalih sengketa lahan yang sebelumnya dikelola oleh perusahaan negara. Akibat penebangan tanaman tersebut, pihaknya mengaku telah kehilangan pohon induk.

“Saat ini masih ada bibit kakao yang masih tersisa yaitu jenis edel yang nantinya kami kembang biakkan di beberapa wilayah seperti, Dampit, Pagak dan Sumbermanjing Wetan, ” terang Budiar Selasa (1/10/2019) kemarin.

Berawal dari areal seluas sekitar 40 hektar, Budiar berupaya mengembangkannya, Sehingga kedepan tanaman kakao di Kabupaten Malang ini bisa berjaya kembali seperti tahun sebelumnya.

“Untuk pengadaan bibit dan peralatan paska panen, kami akan bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur,” ulas Budiar.

Advertisement

Juga dijelaskan Budiar, beberapa waktu lalu pihaknya kedatangan seorang pengusaha dari Jakarta terkait keinginannya untuk kelola kelola tanaman kakao yang masih organik.

“Setelah dilakukan uji di laboturium, ternyata contoh coklat dari Sumawe itu cocok. Atas sinergi dengan DTPH Kabupaten Malang, pengusaha itu bersedia memasarkannya, ” pungkasnya. (sur/oso)

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas