Berita

Pokdarwis Minta, Wisata Bowele Lenggoksono Dibuka

Diterbitkan

-

Mukhlis Ketua Pokdarwis Bowele Lenggoksono. (Ist)
Mukhlis Ketua Pokdarwis Bowele Lenggoksono. (Ist)

Memontum Malang – Pasca tragedi tewasnya wisatawan di Pantai Bowele di Dusun Lenggoksono, Desa Purwodadi Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang sebulan lalu, destinasi wisata ini ditutup.

Penutupan destinasi wisata tersebut sangat berdampak pada omset pelaku usaha jasa, hingga terjadi penurunan sebesar 70 %.Selanjutnya, Pokdarwis juga minta, permasalahan ini agar segera diselesaikan.

Ketua Pokdarwis Lenggoksono Mukhlis menjelaskan, penurunan omset wisata Bowele ini karena adanya penutupan wisata Bowele oleh pihak Perhutani.

Ditambahkannya, jika sejak pertengahan Januari 2020 lalu salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Malang yang berada di desa Purwodadi Kecamatan Tirtoyudo ini ditutup.

“Penutupan obyek wisata ini sangat merugikan masyarakat, karena cukup membantu dalam meningkatkan perekonomian warga ini,” jelas Mukhlis Senin (2/3/2020) siang.

Advertisement

Juga dijelaskan, nama korban wisatawan tersebut adalah Bagas Agung Mahendra (19), asal Dusun Sumber, Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

“Sejak pertengahan Januari lalu wisata Bowele ditutup karena adanya kelalaian dari pengelola yang berakibat tewasnya satu wisatawan asal Gresik. Bahkan ironisnya, salah satu pengelola (Ketua LMDH) menghilang dari desa,” tandasnya.

Di sisi lain Mukhlis menjelaskan, pihak desa dalam waktu dekat akan melalukan koordinasi dengan pihak terkait (Perhutani) untuk menyelesaikan masalah ini.

“Kita dari pihak desa hanya bisa menjalani (melayani) dalam penjualan jasa saja. Seperti menyewakan perahu dan penitipan kendaraan bermotor. Kami tidak mematok tarif atau ongkos (retribusi) melainkan bersifat sukarela saja,” terang Mukhlis.

Sedangkan pihak desa sendiri belum melaporkan ke pihak berwajib karena menilai kewenangan ini berada pada Perhutani.

Advertisement

Disinggung terkait terjadinya dampak negatif, Muhklis mengatakan jumlah wisatawan menurun, warung banyak tutup, dan pengusaha jasa perahu menjerit karena pendapatan banyak berkurang.

“Jumlah pendapatan berkurang sangat jauh sekali dari rata-rata harian. Untuk kemarin kami hanya mendapat uang dari parkir 10 sepeda motor, penitipan 3 helm dan 5 mobil kecil,” imbuh Mukhlis.

Diungkapkannya, pendapatan menurun tersebut terjadi pada jumlah wisatawan berkurang dan pemasukan uang.

“JIka biasanya pada Sabtu-Minggu sehari bisa 10 perahu yang mengangkut wisatawan kemarin Sabtu dan Minggu cuma 2-3 perahu. Perahu wisata jumlah saat ini tinggal 25 buah. Warung banyak tutup, sekarang tinggal 3 warung saja yang masih buka,”pungkasnya. (Sur/oso)

 

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas